SAMARINDA – Pada bulan Juli 2024, angka kunjungan ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kota Samarinda hanya mencapai 61 persen. Angka te...
SAMARINDA – Pada bulan Juli 2024, angka kunjungan ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Kota Samarinda hanya mencapai 61 persen. Angka tersebut berdasarkan evaluasi terakhir tingat kunjungan ke Posyandu. Idealnya, angka kunjungan diharapkan mencapai diatas 90 persen, bahkan bisa mencapai 98 persen.
“Bagaimana kita bisa mengetahui angka riil stunting? Kalau angka kunjungan ke posyandu masih rendah. Padahal data valid pertumbuhan dan kondisi gizi anak-anak didapatkan dari Posyandu,” ungkap Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, Kamis (17/4/2025).
Menurut dia, angka kunjungan ke Posyandu yang masih rendah tersebut akan berdampak pada akurasi data stunting. Tanpa data lengkap dan terpercaya, maka interventi bisa tidak tepat sasaran.
“Pemerintah tak bisa mengetahui secara pasti berapa besar populasi anak terdampak atau berisiko stunting di suatu wilayah,” kata dia.
Menurut dia, Posyandu memiliki peran vital memantau tumbuh kembang anak sejak dini. Posyandu menjadi titik pertama mendeteksi keterlambatan pertumbuhan anak-anak, kekurangan gizi, dan gejala awal stunting.
“Di Posyandu juga masyarakat bisa mendapatkan edukasi dari tenaga kesehatan seputar pentingnya asupan gizi dan pola pengasuhan sehat,” ucap dia.
Menurut Sri Puji Astuti, bahwa edukasi dan pendekatan dari lingkungan sekitar sangat efektif membangun kesadaran kolektif. “Semua pihak, baik pemerintah, DPRD, swasta, hingga tokoh masyarakat bisa bersama-sama mendorong peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kunjungan rutin ke posyandu,” ungkap dia. (adv)